Adalah blog knowyourmoney dari Inggris yang membuat sebuah daftar berisi 10 Makanan Termahal di Dunia. Hebatnya, sup sarang burung dan kopi Luwak berturut-turut berada di urutan ke empat dan ke tujuh.
Memang pada urutan ke empat editor blog itu tidak mencantumkan Indonesia sebagai produsen sarang burung yang harga per kilonya adalah £1,000-£5,000. Indonesia paling tidak mengekspor 80-100 ton sarang burung ke Hongkong tiap tahun, sementara Malaysia cuma menghasilan 10-an ton saja. Cina memang sebagai surganya sup sarang burung karena mereka mempunyai resepnya. Bahkan sarang burung sebagai obat sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu.
Sarang burung terbuat dari air liur burung yang sudah mengeras. Makanan yang dikenal oleh orang barat sebagai “Caviar dari Timur” yang paling mahal adalah yang berwarna merah darah.
Sementara itu kopi Luwak yang berada di posisi ke tujuh sebenarnya adalah, maaf, tahi dari Luwak (Paradoxurus hermaphroditus). Ceritanya, Luwak adalah binatang yang suka memakan buah kopi yang sudah masak. Namun, pencernaan hewan ini tidak mampu memproses biji kopi yang keras. Si Luwak ini hanya makan kulit biji kopi yang manis saja. Di dalam tubuh Luwak kopi ini berproses dengan zat asam yang menyebabkan biji ini menghasilkan rasa dan aroma yang khas. Nah, meskipun sudah dimakan oleh Luwak, biji kopi ini tetap utuh ketika si Luwak ini mengeluarkannya. Harga per kilo kopi hasil “keluaran” Luwak ini adalah £140-£700. Mahal juga untuk kategori feses binatang, ya?
Berikut penjelasan dari kopi luak yang diambil dari wikipedia :
Kopi Luwak adalah jenis kopi dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan binatang bernama luwak. Kemasyhuran kopi ini telah terkenal sampai luar negeri. Bahkan diAmerika Serikat, terdapat kafe atau kedai yang menjual kopi luwak (Civet Coffee) dengan harga yang cukup mahal. Kopi yang dikais dari kotoran luwak ini bisa mencapai harga AS$100 per 450 gram. Hanya saja kebenaran kopi yang dijual adalah benar-benar kopi luwak masih dipertentangkan.
Kemasyhuran kopi ini diyakini karena mitos pada masa lalu, ketika perkebunan kopi dibuka besar-besaran pada masa pemerintahan Hindia Belanda sampai dekade 1950-an, di mana saat itu masih banyak terdapat binatang luwak sejenis musang. Binatang luwak senang sekali mencari buah buahan yang cukup baik termasuk buah kopi sebagai makanannya. Biji kopi dari buah kopi yang terbaik yang sangat digemari luwak, setelah dimakan dibuang beserta kotorannya, yang sebelumnya difermentasikan dalam perut luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan difermentasikan secara alami. Dan menurut keyakinan, rasa kopi luwak ini memang benar benar berbeda dan spesial dikalangan para penggemar dan penikmat kopi.
Namun binatang Luwak saat ini sekarang sukar untuk ditemukan. Dagingnya yang dipercaya dapat mengobati penyakit Asma membuat hewan ini terus diburu. Disayangkan kenikmatan kopi yang berasal dari memungut biji-biji kopi dari kotoran Luwak hanya tinggal mitos. “Kopi Luwak” sekarang telah menjadi merek dagang dari sebuah perusahaan kopi. Umumnya, kopi dengan merek ini dapat ditemui di pertokoan atau kafe atau kedai seperti di Mall Atrium di daerah Senen , atau Mall Ciputra, Grogol, Jakarta yang terdapat Cafe “Kopi Luwak”. Namun belum tentu racikan kopi yang dijual disana benar-benar berasal dari Luwak atau tepatnya “kotoran” Luwak.
sumber : kaskus